Libur Bulan Ramadhan
dan Lebaran
Pada
libur bulan Ramadhan ,tepatnya tanggal 26 Juni 2016 , saya mudik bersama kakak
saya ke rumah kakek dan nenek saya yang berada di Kabupaten Sidrap, Sulawesi
Selatan. Dengan menggunakan pesawat dari Jakarta ke Makassar, waktu yang
diperlukan hanya 2 jam. Dari Bandara Sultan Hasanuddin ke Sidrap dibutuhkan
waktu sekitar empat jam dengan menggunakan mobil pribadi. Saya sampai di rumah
kakek sekitar pukul 9 malam.
Di
rumah kakek saya, saya menghabiskan waktu dengan bermain dengan adik sepupu
saya yang masih berusia 1 tahun. Terkadang saya juga menemani kakek dan nenek
saya ke pasar. Pada tanggal 1 Juli, orang tua saya menyusul ke Sidrap. Mereka baru
bisa datang karena alasan pekerjaan.
Sehari sebelum
lebaran, nenek saya sudah disibukkan dengan memasak. Ibu dan pembantu-pembantu
membantu nenek saya. Sedangkan saya yang belum pandai mememasak hanya menjaga
adik saya bersama kakak saya. Malam itu banyak orang yang takbiran di masjid
kakek saya. Saya dan ayah saya pergi menjemput nenek buyut saya yang berada di
Rappang. Beliau sudah sangat tua. Mungkin umurnya sudah 80-an.
Esoknya,
keluarga saya sudah bersiap-siap untuk melaksanakan Shalat Eid. Sayangnya saya
sedang berhalangan, jadi saya hanya menemani nenek buyut saya yang sudah tidak
mampu jalan ke masjid. Tak lama kemudian keluarga saya pulang dari masjid,
bersama tetangga-tetangga kakek saya. Rumah jadi ramai karena banyak warga
lingkungan sekitar yang bersilaturahmi. Kakek saya juga membagikan THR kepada
anak-anak kecil yang ada.
Tiga hari
setelah lebaran, saya menjemput sepupu saya yang datang dari Bogor. Pesawat mereka
baru mendarat pada pukul 9 malam, sehingga saya baru kembali ke rumah kakek
saya sekitar jam 12 malam. Setelah sampai, kita semua beristirahat, karena esok
hari kita akan pergi ke Tana Toraja.
Pagi harinya,
kami bersiap-siap untuk berangkat ke Toraja untuk berwisata. Perjalanan ke
Toraja sangat menantang. Banyak tanjakan karena kita harus melewati bukit.
Jalannya juga berliku-liku, sampai membuat mual. Kakak sepupu saya bahkan
muntah. Namun setelah 5 jam perjalanan, kami tiba di hotel. Kami beristirahat
sebentar di hotel, lalu berwisata. Pertama-tama kami pergi ke Londa, kuburan
Toraja. Disana kami dapat melihat bagaimana kuburan para bangsawan Suku Toraja.
Kami memasuki sebuah gua yang berisi tengkorak-tengkorak manusia. Ada kisah
tentang salah satu tengkorak yang ada disana. Ada tengkorak yang berpasangan. Konon,
itu adalah sepasang kekasih yang cintanya tidak direstui, lalu bunuh diri
bersama.
Setelah
dari Londa, kami pergi ke Kete Kesu. Disana kami melihat rumah-rumah tongkonan.
Di Kete Kesu juga ada kuburan. Saya, kakak saya, sepupu, dan paman saya menaiki
tangga yang harus dinaiki untuk bisa melihat tengkorak. Tangga itu sangat
tinggi, dan juga curam. Setelah puas melihat-lihat, kami pulang ke hotel. Di hotel,
kami makan, mandi, lalu tidur. Sementara kakak saya, sepupu, dan ayah saya
begadang karena mau menonton bola.
Paginya,
kami sarapan di hotel, lalu bersiap-siap ke Negeri di Atas Awan. Sayangnya jalanan
ke atas sana kurang bagus, jadi kami memutuskan untuk pulang. Akhirnya kami
pulang ke rumah kakek.
Pada tanggal
13 Juli, saya harus berpisah bersama nenek kami. Pagi hari kami sudah memulai
perjalanan ke Makassar. Di Makassar, kami mencari oleh-oleh dan berwisata. Kami
sempat mengunjungi benteng Fort Rotterdam sambil belajar sejarah. Malamnya,
kami pergi ke Bandara Sultan Hasanuddin, dan pulang ke Jakarta